Pernah, saat rindu ada kau
tak bisa melakukan apapun selain menjatuhkan airmata. Ya, rindu ini rindu yang
pengertian, rindu yang tahu diri, rindu yang tak seharusnya menunjukkan wujud
pada sesuatu yang bukan miliknya.
Pernah, kita membaur
dalam hangat canda. Tanpa tersadar, perlahan terlupa pada pasangan
masing-masing. Disaat kembali kekehidupan semula, semua itupun seakan hilang
tak berbekas. Yah, tak berbekas sedikitpun, bahkan di ingatanpun tidak.
Pernah, terpikir untuk
sejenak pergi menyelami hatimu hanya sekedar ingin tahu adakah aku terselip
didalamnya. Jikalaupun tidak, aku tidak akan kecewa karena aku tahu tempatku
sekarang.
Pernah, pertengkaran
terjadi antara kita tapi jangankan menaruh benci padamu, amarah yang timbul di
dadaku sedikitpun tak ada. Yah, marah ku lenyap hanya karena melihat wajahmu.
Pernah, hari-hari kita
habiskan bersama. Bosan? Aku pikir tidak. Yang ada hanya canda tawa menghiasi.
Pernah, terucap bohong
pada pasangan masing-masing hanya untuk pergi bersama menghabiskan hari, yang
sebenarnya kita tahu ini semua salah. Tapi apa peduli.
Pernah, terbersit mimpi
bersama hanya sekedar ingin membuang kebosanan yang menghinggapi pembicaraan kita.
Yah, aku senang, entah kalau kau.
Pernah, sangat kehilangan
melandaku saat kau tak ada. Ironis? iyah.
Pernah, dada ini sesak
ketika mendengar kau menyebut namanya dan pernah juga hampir gila melihat foto
mesramu. Kau pikir aku aneh? Mungkin.
Pernah, terpikir jika
buah hatiku nanti darimu pasti mereka pintar-pintar. Dan jika perempuan manis
sepertiku, jika laki-laki cakep sepertimu. Memalukan? Memang.
Tapi pernah, disuatu
hari tak ingat sedikitpun tentangmu. Yah, ketika aku dengan pasanganku ;)
Jikalau kita jauh
nanti, dan kau sedang bersedih, you know where to find me when you need a
shoulder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar